Putin Memamerkan Ketahanan Ekonomi Rusia Sebelum Pemilu, Mengesankan Pemilihannya

by -120 Views

Perang antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama 749 hari. Kehidupan masyarakat di kedua negara tersebut telah berubah secara drastis sejak invasi Moskow ke Kyiv pada 24 Februari 2022.

Di Rusia, beberapa bahan pokok impor seperti buah-buahan, kopi, dan minyak zaitun mengalami kenaikan harga yang signifikan. Banyak merek global yang telah menghilang atau bertransformasi menjadi merek serupa di Rusia di bawah kepemilikan baru.

Meskipun demikian, tidak banyak perubahan ekonomi yang dirasakan oleh sebagian besar warga Rusia di bawah pemerintahan Presiden Vladimir Putin. Hal ini terjadi meskipun adanya sanksi yang melarang sebagian besar perdagangan Rusia dengan Eropa, Amerika Serikat, dan sekutu barat mereka.

Stabilitas dianggap sebagai aset utama bagi Putin dalam mengikuti pemilihan presiden untuk masa jabatan kelima dengan periode enam tahun. Menurut Janis Kluge, seorang pakar ekonomi Rusia, perekonomian memainkan peran penting dalam pemilihan Putin, dan bagi sebagian besar warga Rusia, perekonomian merupakan isu utama.

Kluge menyebut bahwa stabilitas ekonomi adalah sinyal bahwa Putin masih memiliki dukungan dari elite dan massa, meskipun tidak ada peluang bagi pemilih untuk mengubah siapa yang memimpin. Produk Domestik Bruto (PDB) dan nilai tukar rubel dianggap sebagai hal abstrak bagi masyarakat, namun inflasi dijadikan sebagai masalah utama oleh masyarakat. Inflasi Rusia saat ini lebih tinggi dari perkiraan, mencapai di atas 7%.

Pemerintah Rusia telah mengambil langkah untuk menanggulangi inflasi, antara lain dengan menaikkan suku bunga hingga 16% dan melarang ekspor bensin selama 6 bulan. Selain itu, pemerintah juga menawarkan hipotek apartemen dengan bunga yang disubsidi secara drastis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu faktor kunci dalam mempertahankan kestabilan ekonomi Rusia adalah kemampuan negara tersebut untuk terus mengekspor minyak dan gas alam ke pelanggan baru di Asia. Namun, dalam jangka panjang, prospek perekonomian Rusia masih berpotensi tidak pasti akibat kurangnya investasi asing dan kemungkinan kebijakan pemerintah yang tidak berkelanjutan. Semuanya bergantung pada keputusan Putin setelah pemilihan presiden.