Peneliti Menemukan Fakta Pasukan Gajah Gagal Menghancurkan Kabah dalam Sejarah

by -18 Views

Salah satu cerita paling populer dalam Dunia Islam berkaitan dengan kisah Abrahah yang berusaha menghancurkan Ka’bah. Dikisahkan bahwa Abrahah menunggang gajah untuk memimpin serangan terhadap Ka’bah dan kota Makkah. Tujuannya adalah agar para peziarah beralih ke tempat ibadah yang dibuatnya.

Pada saat itu, juru kunci Ka’bah dan tokoh terkemuka di Makkah yang bernama Mutalib berdoa kepada Allah. Dia berharap Ka’bah dan kota Makkah bisa diselamatkan. Kemudian, datanglah ribuan burung yang melemparkan kerikil panas ke pasukan Abrahah.

Pasukan Abrahah dan gajah-gajahnya kemudian mati dengan tubuh melepuh akibat serangan burung Ababil. Mutalib sebagai pemimpin di Makkah bersukacita karena Ka’bah dan kota Makkah berhasil diselamatkan oleh campur tangan Allah.

Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai “Perang Gajah”. Pada tahun yang sama, Nabi Muhammad lahir dan menjadi nabi kedua puluh lima dalam agama Islam. Kisah ini memicu minat para sejarawan untuk mencari jawaban atas kebenaran peristiwa tersebut.

Sebuah riset pada tahun 2015 berjudul “The Year of the Elephant” mencoba memberikan hipotesis tentang peristiwa tersebut berdasarkan konteks sejarah. Para penulis riset adalah John S. Marr, Elias J. Hubbard, dan John T. Cathey, yang merupakan sejarawan di Amerika Serikat. Mereka mengamati cerita kegagalan serangan Abrahah berdasarkan ayat 3, 4, dan 5 dari Surah al-Fil.

Mereka berpendapat bahwa kematian Abrahah dan pasukannya yang mengalami luka bernanah dan darah bukan disebabkan oleh kerikil panas, tetapi kemungkinan disebabkan oleh penyakit cacar. Deskripsi kematian mereka mirip dengan gejala penyakit cacar yang sudah dikenal.

Pada sekitar tahun 580 Masehi, saat serangan Abrahah terjadi, wabah cacar memang melanda jazirah Arab. Bukti-bukti dari sumber-sumber tradisional menunjukkan bahwa cacar sudah menjadi penyakit endemik pada saat itu.

Selain itu, burung Ababil yang membawa kerikil disebut merujuk pada burung layang-layang bernama Hirundo rustica. Burung ini bermigrasi dari dan ke Afrika melalui Semenanjung Arabia setiap musim gugur dan semi.

Secara keseluruhan, riset ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar Abrahah meninggal akibat wabah cacar selama pengepungan Makkah. Kematian Abrahah mencatat peristiwa penting dalam sejarah Islam, yang jika dia masih hidup akan membawa dampak yang sangat berbeda pada sejarah umat Islam, termasuk kehidupan Nabi Muhammad.

Kesimpulannya, wabah cacar yang terjadi di Makkah saat itu merupakan peristiwa yang penting secara historis.