Wah! RI Mendorong Penggunaan Bahan Bakar ‘Masa Depan’

by -147 Views
Wah! RI Mendorong Penggunaan Bahan Bakar ‘Masa Depan’

Implementasi program biofuel B35 di Indonesia terus menunjukkan progres yang baik. Hingga September 2023, kontribusi domestik dalam implementasi biofuel B35 sudah mencapai 8,9 juta kiloliter (68%). Selain itu, ada pula 121.000 kiloliter B35 yang diekspor ke luar negeri.

Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Yudo Dwiananda Priaadi, menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan pasokan kelapa sawit yang lebih banyak untuk mencapai target nol emisi. Pada tahun 2023, implementasi biofuel B35 memiliki alokasi domestik sebesar 13,15 juta kiloliter, yang diharapkan meningkat menjadi 13,9 juta kiloliter pada 2025.

Namun, meskipun Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, masih terdapat masalah produktivitas yang jauh dari ideal. Ketua Gapki, Eddy Martono, mengungkapkan bahwa rata-rata produksi CPO (Crude Palm Oil) Indonesia hanya 3-4 ton/ha per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan global, Eddy menekankan pentingnya program sawit rakyat, agar produktivitas perkebunan kelapa sawit tidak menurun secara serius. Pada tahun 2025, diprediksi produksi CPO hanya mencapai sekitar 44 juta metrik ton.

Selain program biofuel B35, Indonesia juga tengah mengembangkan penggunaan energi terbarukan berbahan kelapa sawit lainnya. Pemerintah telah menguji coba bahan bakar pesawat berbahan bakar bioavtur yang merupakan hasil penelitian Pertamina dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Pelaku usaha menyambut baik pengembangan energi berbasis kelapa sawit ini.

Aika Yuri Winata, General Manager Green Energy Apical Group, menekankan pentingnya peran perusahaan dalam memperkenalkan pengembangan minyak nabati kepada dunia. Selain itu, Sustainable Aviation Fuel (ASF) menjadi alternatif yang menjanjikan untuk bahan bakar pesawat konvensional, mampu mengurangi emisi CO2 hingga 90%.

Untuk mempercepat adopsi SAF dan melakukan dekarbonisasi perjalanan udara, Aika mengatakan perlu memanfaatkan kekuatan wilayah ASEAN. Negara-negara ASEAN menawarkan lebih dari 16 juta metrik ton minyak limbah dan sisa setiap tahun. Namun, masih terdapat beberapa tantangan dalam implementasi SAF di Indonesia dan dunia, seperti peningkatan produktivitas kelapa sawit, biaya produksi bioavtur yang masih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar fosil, dan kebijakan pemerintah yang terintegrasi dalam mendukung kebijakan bioavtur.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan program biofuel dan energi terbarukan berbasis kelapa sawit guna mencapai tujuan zero emission.