Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa seruan untuk memboikot produk Israel tidak berdampak pada rencana investasi di Indonesia. Menurutnya, target investasi sebesar Rp 1.400 triliun masih dapat tercapai.
“Saya tidak tahu, namun hingga saat ini progres target investasi masih berjalan, karena target untuk tahun 2023 sebesar Rp 1.400 triliun dan insya Allah mudah-mudahan bisa tercapai,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (27/11/2023).
Bahlil juga menyatakan bahwa belum ada keluhan dari investor terkait seruan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Hal ini juga sejalan dengan dukungan pemerintah Indonesia terhadap Palestina.
Beberapa produk yang terafiliasi dengan Israel memang telah mengalami dampak dari aksi boikot, terutama terlihat dari pergerakan saham beberapa perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Di antaranya, Starbucks, KFC, Unilever, Nestle Pure Life, Apple, dan produk-produk teknologi hardware dan software yang didistribusikan oleh PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL).
Di Indonesia, saham beberapa perusahaan seperti MAPB, KFC, UNVR, dan PT Akasha Wira International Tbk juga terdampak oleh boikot ini. Saham-saham tersebut mengalami koreksi dan penurunan dalam beberapa waktu terakhir.
Boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel dapat menekan penjualan dan pendapatan perusahaan-perusahaan tersebut pada kuartal-IV 2023.