Alasan Mengapa Dunia Tidak Mungkin 100% Tinggalkan Penggunaan Batu Bara

by -193 Views
Alasan Mengapa Dunia Tidak Mungkin 100% Tinggalkan Penggunaan Batu Bara

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa dunia masih akan tergantung pada sumber daya fosil seperti batu bara sebagai sumber energi, meskipun sama-sama mengejar target Net Zero Emissions (NZE).

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, sumber energi batu bara akan sulit ditinggalkan sepenuhnya karena artinya harus ada sumber energi pengganti yang sama jumlah pasokan dan keandalannya dengan batu bara.

Sementara di sisi lain, setiap negara juga memiliki keterbatasan pasokan energi penggantinya, seperti yang dialami Jepang dan Korea Selatan.

Saat ini pemanfaatan batu bara di Jepang maupun Korea masih sebanyak 30% dari total pemanfaatan energi mereka. Bila mereka menghentikan batu bara, berarti harus ada sumber energi lainnya yang bisa menggantikan batu bara sebesar itu.

Dadan menegaskan bahwa saat ini semua negara bergerak, termasuk Indonesia untuk bisa mengurangi secara bertahap pemanfaatan sumber daya fosil yang dinilai menyumbang emisi udara yang besar.

Selain itu, produksi batu bara Indonesia terus mengalami peningkatan dengan produksi batu bara Indonesia mencapai 18 Desember 2023 menembus 729,96 juta ton atau 105,11% dari target produksi nasional dalam APBN 694 juta ton.

Wakil Ketua Umum Indonesia Mining Association (IMA) Ezra Leonard Sibarani mengatakan, bahwa cadangan batu bara baru akan habis 47-50 tahun ke depan. Namun, jika dipakai untuk kebutuhan dalam negeri dengan kalkulasi tren peningkatan Electric Vehicle, umur cadangan batu bara bisa mencapai 150 tahun.

Kendala dalam transisi energi menuju pemanfaatan energi baru terbarukan adalah biaya yang dibutuhkan sangat besar, mencapai Rp3.500 triliun. Oleh karena itu, Ezra merekomendasikan untuk mempertimbangkan apakah bisa menggunakan batu bara lebih dari 2060.

Pemerintah perlu mempertimbangkan program jangka pendek dan panjang untuk penggunaan batu bara di PLTU secara bersih sambil mempertimbangkan pembiayaan EBTKE secara bertahap.

Dengan masih adanya batu bara dan biaya yang mahal untuk transisi energi, Ezra menyarankan untuk tetap memanfaatkan batu bara dan tidak terlalu cepat transisi sehingga apa yang kita punya bisa dipakai secara maksimal.