Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 1, menganggap bahwa proses pemilihan presiden tahun 2024 tidak berjalan dengan adil. Penyataan ini disampaikan dalam acara Demos Festival beberapa waktu lalu.
“Semua yang hadir di sini bisa melihat bagaimana praktik demokrasi yang tidak adil telah terjadi secara massif,” ujar Anies seperti dilansir dari CNNIndonesia.com pada Sabtu (16/3/2024).
Menurut Anies, Indonesia saat ini menghadapi tantangan demokrasi yang berbeda dengan masa reformasi awal dan era pra-orde baru. Kini, diskusi dan debat sangat diperlukan.
Meskipun demikian, Anies mengapresiasi sikap sebagian masyarakat yang gigih dalam gerakan perubahan dan menolak praktik kecurangan, terutama saat pemilu 2024.
“Saya berharap ada pemikiran dan kreativitas untuk memikirkan hal-hal yang tak terbayangkan sebelumnya. Menemukan cara baru, menemukan jalan baru untuk mengubah kondisi saat ini. Melawan pertunjukan yang kami saksikan sebelumnya,” jelas Anies.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menekankan pentingnya mencari jalan baru dan melawan praktik politik yang meragukan dalam pemilu 2024 secara bersama-sama. Dia yakin bahwa masyarakat menginginkan proses demokrasi yang adil dan transparan.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Publik disajikan dengan dugaan adanya manipulasi politik dalam pemilu 2024.
Sebagai informasi, pemilu baru saja berlangsung pada 14 Februari 2024. Berdasarkan hasil perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan lembaga lainnya, pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, memenangkan pemilu dengan lebih dari 50% suara.