Presiden Guyana Merespons Tuduhan Emisi Akibat Penggunaan Minyak

by -142 Views
Presiden Guyana Merespons Tuduhan Emisi Akibat Penggunaan Minyak

Presiden Guyana, Irfaan Ali, diketahui terlibat dalam perdebatan sengit dengan reporter BBC, Stephen Sackur. Perdebatan ini terjadi dalam sebuah wawancara yang viral belakangan ini.

Pertengkaran antara keduanya dimulai ketika Sackur mencoba mengkonfrontasi Irfaan Ali tentang isu perubahan iklim. Irfaan Ali menolak sindiran Sackur bahwa Guyana akan berkontribusi terhadap perubahan iklim karena eksploitasi ladang minyak baru di lepas pantai.

Sackur awalnya bertanya kepada Irfaan Ali tentang rencana Guyana dalam mengebor minyak dari ladang tersebut. Dia mengutarakan kekhawatiran tentang dampak dari eksploitasi minyak Guyana terhadap emisi karbon.

“Dalam satu atau dua dekade ke depan, diperkirakan akan ada minyak dan gas senilai US$ 150 miliar yang diekstraksi di lepas pantai Anda. Namun secara praktis, itu berarti dua miliar ton emisi karbon akan berasal dari dasar laut dan dilepaskan ke atmosfer,” ujar Sackur seperti yang dikutip dari akun Youtube TRT World.

Irfaan Ali merasa tidak terima dengan pernyataan tersebut dan langsung memotong pembicaraan Sackur. Dia menegaskan bahwa Guyana memiliki hutan seluas gabungan Inggris dan Skotlandia yang menyimpan 19,5 gigaton karbon. Irfaan Ali menegaskan bahwa Guyana telah menjaga hutan tersebut dengan baik.

Sackur mencoba membalas dengan mengajukan pertanyaan apakah melindungi hutan Guyana memberikan hak untuk melepaskan karbon ke atmosfer. Namun, jawaban yang diberikan oleh Irfaan Ali tetap tegas.

Irfaan Ali menyoroti keberhasilan Guyana dalam menjaga hutan serta tingkat deforestasi yang rendah. Dia menegaskan bahwa meskipun melakukan eksploitasi minyak dan gas, Guyana tetap akan mencapai net zero carbon.

Perdebatan antara Presiden Guyana dan reporter BBC ini juga mencuatkan isu imperialisme karbon, di mana negara-negara berkembang merasa bahwa negara-negara Barat dan Utara menerapkan standar ganda dalam perlindungan lingkungan.

Imperialisme karbon merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan ketidakadilan dalam penerapan standar perlindungan lingkungan, terutama terkait dengan emisi karbon. Presiden Guyana menegaskan bahwa Guyana telah mempertahankan sumber daya alamnya dengan baik, meskipun terdapat tekanan dari negara-negara maju yang bergantung pada ekonomi berbasis karbon.