Konsul Iran di Damaskus, Suriah, diserang dengan rudal pada Senin (1/4/2024) waktu setempat. Serangan tersebut menewaskan 11 orang, termasuk tujuh penasihat militer dan tiga jenderal senior Iran.
Beberapa jenderal yang tewas termasuk Brigjen Mohammad Reza Zahedi, Jenderal Haji Rahimi, dan Brigjen Hossein Amirollah yang merupakan kepala staf umum pasukan al-Quds di Suriah dan Lebanon.
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengutuk serangan ini, menyebutnya sebagai tindakan pengecut. Pihak Iran berjanji akan membalas dendam atas serangan tersebut.
Reaksi terhadap serangan ini juga datang dari berbagai negara lain. Pemerintah Rusia, China, dan Arab Saudi turut mengutuk serangan tersebut.
Pemerintah Putin mengecam serangan Israel dan menyebutnya tidak dapat diterima. Rusia juga meminta sidang Darurat Dewan Keamanan PBB terkait serangan tersebut.
Pemerintah China juga mengutuk serangan Israel dan mengatakan bahwa hal tersebut melanggar hukum internasional. Mereka menyatakan bahwa keamanan lembaga-lembaga diplomatik harus dihormati.
Pemerintah Arab Saudi juga menolak serangan tersebut dan menyebutnya melanggar aturan kekebalan diplomatik internasional.
Selain itu, pasar minyak mentah dunia juga terpengaruh oleh serangan ini. Harga minyak naik setelah serangan tersebut, dengan kontrak WTI dan Brent mengalami kenaikan.
Berita ini dianggap sebagai peningkatan konflik di Timur Tengah dan dapat mempengaruhi harga minyak dalam jangka pendek.
