Produksi Minyak di Indonesia Tergantung, Inilah Saran dari Ahli

by -161 Views
Produksi Minyak di Indonesia Tergantung, Inilah Saran dari Ahli

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro berpendapat bahwa masalah mendasar tidak tercapainya target peningkatan produksi minyak pada tahun 2023 adalah karena ketergantungan pada lapangan-lapangan minyak tua. Artinya, penurunan produksi secara alami tidak dapat dihindari.

Menurut Komaidi, pemerintah sulit untuk meningkatkan produksi minyak jika hanya mengandalkan pada lapangan-lapangan tua. Kecuali jika dalam waktu dekat ditemukan lapangan minyak baru yang dapat menggantikan produksi yang menurun.

Komaidi menyatakan bahwa penurunan produksi migas secara alami dari waktu ke waktu akan selalu terjadi, dan diperlukan temuan cadangan baru untuk mengkompensasi cadangan yang telah diproduksi. Tanpa adanya eksplorasi dan penemuan cadangan baru, produksi atau lifting minyak tidak akan meningkat dari waktu ke waktu.

Produksi minyak siap jual atau lifting minyak Indonesia hanya mencapai 607 ribu barel per hari pada 2023, jauh dari target sebesar 660 ribu bph yang ditetapkan. Hal ini juga terjadi pada lifting gas yang hanya mencapai 964 ribu barel oil equivalent per day (BOEPD) pada 2023, di bawah target sebesar 1,1 juta BOEPD.

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mencatat bahwa harga minyak mentah dunia pada 2023 lebih rendah dari asumsi pemerintah yang ditetapkan sebesar US$ 90 per barel. Meski OPEC telah mengurangi produksi, tekanan dari lingkungan global dan munculnya alternatif energi terbarukan membuat harga minyak tidak mudah untuk meningkat.

Dengan demikian, diperlukan upaya eksplorasi dan penemuan cadangan baru untuk meningkatkan produksi minyak, serta peningkatan kinerja lapangan-lapangan minyak yang sudah onstream untuk mencapai target produksi yang lebih tinggi.